Saturday, December 28, 2013

food review : hanashobu ramen

what's best to enjoy with your family in this holiday season other than good food? i was thrilled since my sisters were home this christmas. while my in-laws were away on their holiday, my husband would be on his desk until God knows when.. so i didn't want to wait for him to enjoy my holiday. so i brought my son to join my sisters. we were going to grand city, and then i noticed the big ads about this new ramen place, called hanashobu. my sisters haven't eat ramen since their arrival in surabaya, so why not try the new ramen?

hanashobu ramen. like other ramen places, this stall was decorated like a japanese noodle bar. but there were pictures at the wall, kamen raider one to be exact. i got this feeling of deco art feeling but in japanese style. and they were very very children friendly. not only they offered baby chair, but they also had a coloring paper at the back of the place mat. and there were wooden toys to play with while we were eating.

the menu : their menu was pretty simple. they had only 5 different ramen, and not more than 5 other dishes on the menu. the name was pretty funny too.. like ramen rider, ramen power.. hahaa. like in the comic book.
my brother and second sister chose the ramen rider. i chose the tori mega ramen. my little sister chose their curry don, and my nanny ate their fried rice.
ramen rider: it was a pork ramen, with pork broth. served with tamago and seaweed. i tasted a little. the broth was not too salty, like hakkata's. and it was not too cloudy like yamagoya's. there were two choices of pork ramen, one was ramen rider, which soup was pork broth. and the other was ramen power, which soup was miso soup.
my pick was tori mega ramen, which was the chicken version with chicken broth. the other chicken ramen was with shoyu soup. tori mega ramen consisted with a chicken thigh, tamago, and seaweed. the soup was tasty, not too salty, and i could taste sesame oil in it. somehow the sesame oil completed the other components in the dish. the chicken thigh was tender, and it reminded me of 369's shanghai soup.

the curry don was so-so according to my sister. she even said that she could cook just like that using the curry spice from supermarket. i had no idea about the fried rice.

will i be back again? probably yes. it was worth to try....
tori mega ramen

ramen rider

see the ramen rider poster? 

Thursday, December 5, 2013

tsunami bernama JKN

bagi para pengamat dunia kesehatan atau tenaga kesehatan khususnya dokter umum dan dokter gigi pasti mengetahui ttg JKN (jaminan kesehatan nasional) yg akan berlaku sejak 1 januari 2014. askes akan bertransformasi menjadi BPJS. niat awal dari kebijakan adalah untuk pemerataan kesehatan di seluruh indonesia, mengingat bny masyarakat di daerah perifer tdk bisa mendapat pelayanan kesehatan krn tdk ada dokter atau dokter gigi atau dokter spesialis. dengan adanya peraturan tersebut, para dokter umum dan dokter gigi yang nantinya disebut PPK 1 dirancang menjadi ujung tombak. merekalah yg dipaksa bergeser ke perifer spy terjadi pemerataan. bgm caranya? dg cara pemerataan kapitasi.

sistem yg dipakai untuk PPK 1 adalah sistem kapitasi, sedangkan untuk PPK 2 dan PPK 3 (dokter spesialis dan subspesialis, beserta klinik utama dan rs) berdasarkan tarif INA-CBGs. kapitasi itu, tiap bulan kita akan diberi sejumlah uang oleh BPJS utk semua biaya pengobatan pasien + obat+ radiologi + laboratorium. cukup ga cukup pokoknya uang yg diksh BPJS ya segitu itu. jumlah penduduk yg harus ditanggung seorang dokter berkisar antara 2500-5000 jiwa penduduk. (oke.. my worst nightmare adalah kalo sepersepuluhhh.. aja dari orang2 itu sakit dlm 1 hari, hrs praktek berapa jam para dokter itu?? ohnooo...) BPJS ini bak perusahaan asuransi, tp pesertanya seluruh penduduk indonesia. biaya preminya brp? nominalnya kisaran 20-50 rb. bedanya di mana? tetep bedanya nanti kalo rawat inap ada beda kelas perawatan. kalo byrnya cm 20rb doang ya dptnya kelas 3. tp kalo di rawat jalan, ga ada beda. obatnya sama2 obat generik, lab ama radiologinya jg ga dibedain. kalo byr mahal labnya di pr*di*, tp kalo murah di p*p*l*r aja.. nggak.. pokoknya ya di klinik pratama ato di tmp yg kerjasama ama praktek dokter tsb. trus dokter2 itu dpt berapa? dokter umum masih mending. kalo prakteknya di puskesmas, dptnya 6rb/ jiwa penduduk. kalo di rs kelas D, klinik pratama ato dokter praktek dptnya 8-10rb/ jiwa penduduk. nahhh.. masalahnya itu duit msknya ke puskesmas ama klinik.. ndak tau deh yg diterima dokternya akhirnya berapa duit. kalo praktekan pribadi sih semua bisa msk kantong sendiri, tp jgn lupa, kalo praktek pribadi artinya ga ada lab, radiologi, ama apotek. dana kapitasi itu hrs dipotongkan buat byr apotek, lab ama radiologi kalo pasien yg dtg bth obat, pemeriksaan lab ama radiologi. sooo... kalo pasiennya minta obat banyak2, sering2 dtg, sering minta lab ama radiologi ya jelas RUGI...

pembelaan pemerintah di mana? mereka mencanangkan ini sbg langkah menuju indonesia sehat. diharapkan krn dokter2 "dipaksa" terima kapitasi, pemerintah berharap para dokter gencar mempromosikan perilaku hidup sehat dan membiasakan preventif, sehingga akhirnya jarang ada yg sakit, jd dana kapitasi utuh. tp pemerintah lupa mgkn ya... promotif aja kan butuh duit. masa penyuluhan ga pake makan, minum, transpor, dan biaya lainnya? preventif aja kan butuh dana. misalnya harus periksa lab utk tau kena DM/ HT/ hiperkolesterolemia apa ndak. kalo msh di bawah 40 thn setahun sekali aja emang cukup. tp kalo udh di atas 40 kan hukumnya beda.. trus biaya vaksin2 itu yg ditanggung cuma vaksinasi dasar buat anak2. lha vaksin dewasa ndak ditanggung. biaya KB juga.. yg ditanggung cuma IUD ama injeksi. lha pil, susuk dll gmana? awalnya malah di buku pedoman JKN itu ditulis salah satu yg ga ditanggung adalah pelayanan KB. tapi di permenkes yg baru ttg tarif baru ada tarif pelayanan KB. *tepokjidat for our government inconsistency*

itu urusan dokter umum. belum dokter gigi. *turut berbela sungkawa* dokter gigi kalo ikut di puskesmas ama klinik msh dpt sama dg dokter umum. tp kalo dokter gigi praktek pribadi, dapetnya cuma 2rb/ jiwa. lha? padahal kmrn aku baru itung2an bahan habis pakai gigi itu mahalnya amit2.. lebih mahal dr bahan habis pakai dokter umum. lha apa duit 2rb itu cuma buat konsultasi pemeriksaan ama cabut gigi doang? tembel itu aja mahalnya amit2.. kok cuma diganti 2rb? mgkn para perumus kebijakan itu udah lama ga sakit gigi..

masalahnya di mana? di perilaku masyarakat kita. masyarakat indonesia ini terkenal paling demen ama yg namanya GRATISAN. fakta yg ada skrg, penduduk kita ini sdg pada taraf yg ga percaya pada tenaga kesehatan (dokter, dokter spesialis, bidan, perawat,dll). mereka gampang bgt menuntut tenaga kesehatan dg harapan mrk yg absurd dan sering tidak konsisten. belum lagi dg berbagai masalah yg ada membuat mereka dikit2 mengancam tenakes. akibatnya apapun yg dikatakan tenakes dianggap sbg omong kosong belaka. bahkan jk kita bilang kita ini harus PUASA krn tdk mendpt upah yg layak. (di bayangan mereka dokter itu duduk ongkang2 sambil kipas2 duit. tiap resep itu mgkn menghasilkan segepok duit). mereka juga mudah menuntut segala hal, contoh saja kaum buruh, menuntut tunjangan pulsa, kipas angin, bahkan lipstik. menurutku itu udah ga masuk akal, karena ga eksis sehari aja di facebook kan ga bikin sekarat.. jadi kenapa hrs nuntut pulsa? bahkan aku pernah dgr ttg cerita bahwa buruh wanita itu setiap menstruasi (maaf) selalu antri ambil cuti menstruasi 2 hari. FYI, cuti menstruasi itu sebetulnya hanya bisa didapat krn menstruasi yg benar2 sakit shg mengganggu pekerjaan, yg dlm bhs medisnya dismenorhea. tapi disalah artikan sebagai kalo mens bisa ambil cuti, biarpun ga sakit dan mereka ttp bisa kerja. TOH BISA CUTI KENAPA DILEWATKAN? GA POTONG GAJI PULA...

nah gawatnya di mana? kalo sifat itu diterapkan di era JKN, bisa dipastikan para dokter akan tongpes. kenapa?
1. pasien akan beralasan mereka udah bayar premi, ato kalo buruh udah dibayarin perusahaannya. jadi tiap mereka sakit (biarpun cuma bersin2 ringan doang) mereka bisa berobat. dan minta obat seenaknya. ga peduli aturan 3 hari dll. mereka cm mungkin minta cek lab dan radiologi pdhl blm tentu membutuhkan. KAN MEREKA UDAH BAYAR... itu alasan yg sering kudengar..
2. masyarakat kita itu sgt bersifat kekeluargaan. kalo satu berobat, yg lain jg mau ikutan. takut ketularan .. alesannya. minta obatnya? buat pencegahan, jawabnya... alasan favorit lain:"kan udah kadung ke sini.."*tepotjidatlagi*
3. kalo pasien makin sering berobat, justru dokter2 itu akan dipotong dana kapitasinya, karena dianggap tidak bisa mengedukasi masyarakat.. niatnya kan memajukan preventif dan promotif, jadi kalo msh bny masyarakat yg sakit, dianggap program dua biji itu ga berhasil dan sekali lagi dokternya yang salah.

jadi teman2 sekalian... bersiaplah menghadapi TSUNAMI bernama JKN ini.. dan berharaplah para pembuat kebijakan ini sangat bijak dalam mengevaluasi ulang tarif beserta segala ketentuan hukum yg melindungi para tenakes.. sekali lagi.. hanya Tuhan yg sanggup mengubah mental bangsa ini, baik pejabatnya maupun masyarakatnya. dan kami para dokter dianggap sanggup mengobatinya. *elusdada*